Menganalisa Kisah Seseorang yang Memiliki Kenangan Kelam dan Keputusasaan Karena Tidak Dipercayai Orang Lain
Abstrak :
Blog ini bertujuan untuk menganalisis puisi berdasarkan referensi bab 6 mengenai manusia dan penderitaan. Analisis ini menggunakan teknik analisis konten (analisis isi) dimana kita harus memahami keseluruhan tema pada data kualitatif yang kita miliki dalam hal ini puisi Tajam oleh Mario Herlangga. Puisi ini didapatkan dari Google Book, dari buku Puisi Tentang Aku. Dengan cara memahami isi puisi lalu memahami dan mengambil pengertian, pendapat para ahli di bab 6, lalu memberikan pendapat sendiri di bawah pengertian tersebut. Hasil yang akan diperoleh dari analisa ini adalah mengetahui makna dari isi puisi mentari pagi serta kaitanya dengan manusia dan keindahan. Dengan analisis ini kita diharapkan mampu mengerti setiap kata tersurat maupun tersirat yang ada pada puisi ini.
TAJAM
Oleh Mario Herlangga
Jika kamu bukan seorang pembunuh
Jika kamu bukan scorang pemegang pedang
Niscaya,bumi ini akan aku guncangkan hingga tak ada
yang utuh
Niscaya, semuanya akan tumbang
Bolehkah dingin segera berangan
Menyelimuti semua tentang kenangan
Kenangan yang sangat tajam
Hingga menghunus raga pula alam
Hati ini meringkuk tak berdaya
Jiwa ini terkoyak tanpa aba
Nafas ini terengah oleh ketajaman
Ketajaman tentang semua kenangan
Terus aku gadai
Mayat hati yang membiru
Masih dalam andai
Aku bisa dapat bertemu
Tak ada yang mengerti
Tak ada yang bisa memahami
Tentang langkah daku
Yang sangat, sangat bermutu
A. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Dalam puisi diatas, sang tokoh menanggung kenangan yang digambarkan sangat 'Tajam' yang di ungkapkan 'sampai menghunus raga' yang merupakan penderitaan sang tokoh.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan "manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia inclalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahannya sendiri.
Perjuangan yang dilakukan dang tokoh terlhat pada bait terakhir dimana kata-kata "Tentang langkah daku" yang menurut pendapat saya merupakan perjuangan yang telaj dilakukan sang tokoh, namun tetap tidak ada "Tak ada yang mengerti, Tak ada yang bisa memahami".
Berbagai
kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan
sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi
penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah
diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan
penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam
menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak
membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan “resiko" karena
seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara
merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
B. SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan
atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan
yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Di dalam kitab suci diterangkan
jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan
bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak
yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankabut menyatakan :
"masing-masing bangsa itu kami siksa
dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan
batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar
bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam
tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.
Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan
menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena
dosa-dosanya.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan
sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan
kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan
kadang-kadang disertai gambar si korban. Berita mengenai siksaan kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah harian ibu kota (pos kota) halaman pertama
isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan,
pencurian, perampokan, dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah di satu pihak
kasus siksaan, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain merupakan sumber
keuntungan. Karena dengan mengekspose berita-berita seperti itu, koran itu
cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi. Siksaan yang sifatnya psikis
misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikimya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi. Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi.
Menurut pendapat saya sang tokoh pada puisi bukanlah mengalami kebimbangan karena penderitaannya merupakan kenangan buruk dan langkahnya yang tidak dapat di mengerti orang lain, bukan sebuah pilihan tidak menentu yang membuat ia bimbang.
Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan,maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan "kawan duka" adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu. Selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Menurut pendapat saya pada bait terakhir puisi, disebutkan bahwa "Tak ada yang mengerti, Tak ada yang bisa memahami" merupakan bentuk tidak adanya orang lain yang mau mengerti dan memahami bahwa 'langkah' sang tokoh tersebut sangat bermutu. Maka kesepian akan dialami oleh tokoh tersebut karena tidak adanya 'kawan duka' tempat ia menceritakan duka dan penderitaannya.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang
tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki
satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain
sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya
sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul
atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan
hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa
ketakutan, antara lain :
(a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Cloustrophobia adalah rasa takut terhadap
ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan
yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
(b) Gamang
merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat berada di tempat yang
tinggi. Misalnya seseorang harus melewati jembatan yang sempit, sedangkan
dibawahnya air yang mengalir, atau seseorang takut meniti dinding tembok
dibawahnya.
(c) Kegelapan merupakan suatu ketakutan
seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan
demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setam, pencuri. Orang yang
demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang
terang.
(d) Kesakitan merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah
berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke dalam tubuhnya. Hal itu
disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
(e) Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pemah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Menurut pendapat saya, kegagalan merupakan rasa takut yang dirasakan sang tokoh dalam puisi diatas karena dirinya merasakan gagal dalam meyakinkan seseorang bahwa langkah yang ia lakukan berguna dan bermutu.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia sekolah dapat berkembang menjaadi agoraphobia yang parah bila mereka sudah biasa. Kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan antara kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenarnya.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia.
Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari
suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat
tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu
menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.
Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena
sipenderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan
sipenderita sepuluh kali lebih parah
Menurut pendapat saya, segala hal yang sudah terjadi pada sang tokoh dalam puisi diatas dapat menimbulkan timbulnya rasa tidak percaya terhadap orang karena kekecewaannya akan tidak adanya yang memahami dan mengerti dia. Phobia ini disebut Pistanthrophobia.
C. KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-taham gangguan kejiwaan adalah :
a. gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
b. usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita ganguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat
banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. kepribadian yang lemah akibat kondisi
jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan
yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan
menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Berdasarkan pengertian diatas, menurut pendapat saya sang tokoh merasakan kegelisahan dalam hatinya, nafas terengah-engah jika mengingat kenangan 'tajam' itu.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami
oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami
dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan
mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun
melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan
atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain
:
1) agresi berupa kemarahan yang meluap-luap
akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya
hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan
orang sekitarnya.
2) regresi adalah kembali pada pola reaksi yang
primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan
menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raung,memecah barang-barang.
3) fiksasi adalah peletakan atau pembatasan
pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada
sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4) proyeksi merupakan usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain,
kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
5) identifikasi adalah menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang
bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan
dengan pengusaha kaya yang sukses.
6) narsisme adalah self love yang berlebihan,
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7) autisme adalah gejala menutup diri secara
total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas
dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Dengan pengertian diatas, pendapat saya sang tokoh mengalami trauma dan mula menutup diri karena hiilangnya kepercayaan diri karena tidak adanya yang mau mengerti dan memahami 'langkah' yang ia buat akan berdampak positif kedepannya.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat
dalam lingkungan seperti :
1) kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu
keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang
lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
2) anak-anak muda usia yang tidak berhasil
dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak
berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering
mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang
teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3) wanita pada umumnya lebih mudah merasakan
suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit
mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh
yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita
psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
4) orang yang tidak beragama tidak memiliki
keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat
pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian
ini mudah sekali mengalami penderitaan.
5) orang yang terlalu mengejar materi seperti
pedagang dan pengusaha meiniliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan
kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum
materialis dan mengabaikan masalan spiritual yang justru membuat seseorang
pasrah pada saat-saat tertentu. Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh
manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan
neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama
menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup,
dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang
dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa,
lalu mengambil jalan “pintas" dengan bunuh diri.
D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra'du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan.
Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang
bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi
akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat
menderita. Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin
bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan
penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Kamo dan Bung Hatta berapa
lama mendekam dalam penjara kolonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa.
Demikian juga pemimpin pemimpin kita yang lain.
Dalam puisi diatas, penderitaan yang timbul pada sang tokoh diakibatkan oleh kenangan 'tajam' dimasa lalu ditambah dengan perbuatan orang lain yang kurang percaya terhadap 'langkah' sang tokoh. Sult untuk sang tokoh menghilangkan penderitaan tersebut dalam dirinya karena ketika ia ingin berubah dengan 'melangkah', orang-orang malah tidak mempercayainya dan pasti membuat ia semakin terpuruk.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beraccun di India. Penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung galunggung, perang Irak-Iran.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie Hangara".
Berdasarkan yang saya amati, penderitaan sang tokoh dalam puisi diatas datang dari kenangan masa lalunya serta orang-orang disekitarnya yang tidak mengerti dan memahami sang tokoh. Tidak ada keterlibatan media massa dan seniman yang membuat sang tokoh makin terpuruk. Murni dari keadaan di sekitarnya.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita
kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A) Penderitaan yang timbul karena perbuatan
buruk manusia. Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia
dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat
diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan
yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan
buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya
(1) pembantu rumah tangga yang diperkosa,
disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikan yang biadab itu
diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan Negeri Surabaya supaya
perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.
Sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.
(2) Perbuatan buruk orang tua Arie Hangara yang
menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas
jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya
perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.
(3) Perbuatan buruk para pejabat pada zaman
Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah
Pelacur-Pelacur Kota Jakarta”, perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum
wanita, yang memandang wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya
Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu
dengan mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu
kota itu. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan
penderitaan manusia. Tetapi manusia tidak menyadari hal ini. Mungkin kesadaran
itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita, misalnya :
(1) Musibah
banjir dan tanah longsor di lampung selatan bermula dari penghunian liar di
hutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia-manusia
penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banir, ratusan rumah
hancur, belum terhitung lagi jumlah temak dan harta benda yang hilang/musnah.
Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan
para korban dari penderitaan ini.
(2) Perbuatan lalai, mungkin kurang kontrol
terhadap tanki-tangki penyimpanan gas-gas beracun dari perusahaan "union
carbide" di India. Gas-gas beracun dari tangki penyimpanan bocor memenuhi
dan mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah
itu mati lemas, dan mengalami cacat. Inilah penderitaan manusia karena
perbuatan lalain dari pekerjaan atau pimpinan perusahaan itu. Ia bertanggung
jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.
B) Penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau
siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan
usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan
semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan
beriktu ini :
(1) Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan,
diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar
biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang.
Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas, dan
akhimya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis. Dia adalah
Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
(2) Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, Tetapi
dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit
kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat
kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga
istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap
hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup
yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena
penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
(3) Tenggelamnya Fir'aun di laut Merah seperti
disebutkan dalam Al-Qur'an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang
angkuh dan sombong. Fir'aun adalah raja Mesir yang mengaku dirinya Tuhan.
Ketika Fir'aun bersama bala tentaranya mengejar nabi Musa dan
pengikut-pengikutnya menyeberang laut Merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa
serta para pengikutnya berlalu. Ketika Fir'aun dan tentaranya berada tepat di
tengah belahan laut merah itu, seketika itu juga laut merah tertutup lagi dan
mereka semua tenggelam.
Menurut pendapat saya puisi ini lebih mengarah ke A. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia. Ditunjukkan pada bait terakhir dengan tidak adanya orang yang mampu memahami dan mengerti akan perbuatan sang tokoh. Hal tersebut merupakan perbuatan buruk manusia, seharusnya orang disekitar sang tokoh lebih dekat dan mau mendengarkan sang tokoh.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan
oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para
penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk
mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan
perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti
dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus
disingkirkan.
Berdasarkan bait ketiga dalam puisi diatas, sang tokoh menanggapi penderitaannya dengan sikap negatif karena dengan adanya penderitaan yang ia rasakan ini, ia makin sengsara dengan rasa sakit di hatinya mengingat kenangan 'tajam' yang telah terjadi di hidupnya.
Daftar Putaka
Mario Herlangga (2021) Google Books Puisi Tentang Aku
Comments
Post a Comment